Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi Malamku

Dekapmu Ibu

Gambar
PUISI UNTUK IBU Ibu........ Wanita yang berharga yang kumiliki di dunia Engkau yang mengandungku selama 9 bulan Dan tanpa henti menahan kesakitan Mengorbankan nyawa demi menjaga buah hatinya Tanpa engkau, tak kan ada diriku ini Hanya tangis yang bisa kuperlihatkan Saat pertama kau lahirkanku di dunia Kau selalu terbangun dalam gelapnya malam Saat aku menangis kesakitan Kau merwat dan menjagaku Dengan penuh kasih sayang Kau mengajariku tentang arti kehidupan Kau timang aku dengan dekapnya hangatmu Kau besarkanku tanpa keluh kesah Kau tak pernah lelah mengingatku menasehatiku Dan tak pernah jenuh menghawatirkanku Karena kau tau bahwa Tuhan telah titipkanku padamu..........

Kesakitan ini

Gambar
KESAKITAN INI By : Lilik Khumaidah Sakit lagi lagi sakit kurasa dalam hati ini. Sangatlah sakit jika kamu yang melakukan. Goresan luka ini selalu dan selalu bertambah. Hanya hati yang mampu mengatakan pada Tuhan.                                                 Tega sungguh teganya dirimu.                                                 Selalu dan selalu kau menyakiti hatiku.                                                 Tak ada sedikitpun bahagia yang terlintas didalam hati.                                                 Hanya sakit sakit dan sungguh sakitnya. Peluakan hangat darimu yang selalu aku nantikan. Pundak yang selalu aku inginkan untuk bersandar. Bibir yang akan engkau kecupkan dikeningku. Serta hati yang yang berjanji akan bersatu selamanya.                                                 Kini semua terasa musnah.                                                 Musnah tertiup angin yang terluka.                                                 Terbawa jauh kedalam mega.  

Puisi malam ku

Gambar
Puisi malamku   Menjarah hatimu lewat pekat Ada yang kurasa saat malam hadir Ketika keterpurukan menghantui hati Dan dirimu hadir lewat bayang Adakah lintasanmu merajai sukmaku? Sementara malam kian pekat membahana Terengkuh sudah kesunyian dalam hamparan Mencabik lara dalam sekam kerinduan Mencoba menjarahmu namun hampa. Aku dan kamu dalam bayang Mungkin itulah yang terbaik Saat hati menjarah pekat Saat aku menjarah hatimu…. Merambah malam Malam menepati janjinya pekat dan sunyi kembali melaruti alam dan aku mencoba merambahnya lewat untai dan aku mencoba merambahnya lewat bait. Gelisah, bimbang dan penat seolah berlomba memasuki kepingan hati terpatri didalamnya membentuk setoreh luka luka yang belum juga mau pergi. Haruskah kuikuti rambahan malam? sementara hati kecilku berharap sang benderang Ya, kemanakah hati ini harus bertaut? Pada kegelapan ataukah sang benderang? Dan malam ini Toh aku tetap merambah malam…. Mungkin inilah takdir. Aku sangat menyintai malam dan kegelapan… Kau